Suaranesia.com, Pamekasan, Forum N.G.O Madura bersama ratusan PKL dan Masyarakat Kabupaten Pamekasan menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Bupati Pamekasan, Rabu (21/12/2022) siang.
Dengan mengusung tema Evaluasi Kepemimpinan Bupati Pamekasan mereka melakukan aksi jalan kaki dengan 1000 obor sebagai simbol mereka membakar virus kebobrokan dan mengusir roh jahat dalam kepemerintahan Bupati Pamekasan, selain itu Obor tersebut mengartikan bahwa mereka membantu Bupati Pamekasan agar bisa melihat jalan yang seharusnya dijalani, mereka berjalan dari Monumen arek lancor menuju Kantor Bupati
Di sepanjang jalan, Mereka menyampaikan orasi secara bergantian, sesampainya didepan kantor Bupati, ratusan Personel keamanan dari Polres Pamekasan tampak sedang berjaga-jaga di depan kantor orang nomor satu di Pamekasan itu
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Massa aksi terus menyalakan obor dan aksi teatrikal sebagai bentuk kekecewaannya kepada Bupati Mas Tamam
Banyak materi yang disampaikan oleh para Orator, diantaranya masih banyaknya Jalan rusak di 13 Kecamatan se Kabupaten Pamekasan, hal itu disampaikan Abdus Salam Gempa saat orasi
“Yang katanya ada Program E-Lorong, kalau ada jalan rusak tinggal di foto lalu dikirim ke nomor what’s app khusus pengaduan maka akan datang petugas, ternyata itu hanya bualan semata alias omong kosong,” ujar Abdus
Sementara orator lain Rahem Gempar menagih janji bupati untuk mengakomodir perijinan dari setiap kegiatan tambang di Pamekasan
“Dua tahun lalu, bupati dihadapan pegiat dan pelaku Tambang Galian C pernah berjanji akan mengakomodir ijin Tambang, namun hingga kini Janji itu lagi-lagi Dusta alias caca colo’, sehingga mereka hanya dijadikan sapi perahan dan ATM oleh oknum yang bertanggung jawab,” teriak Rahem.
Selain itu, Korlap aksi Basid Faam mendesak Bupati Baddrut Tamam untuk segera launching tempat PKL di eks RSUD Pamekasan
“Sudah empat tahun lamanya, nasib Para PKL terkatung-katung tanpa kejelasan, nunggu apa lagi tempat itu akan di resmikan dan dilaunching,” imbuhnya.
Selain itu, Basid menyinggung bobroknya tatanan birokrasi, menurutnya Kabupaten Pamekasan menjadi kabupaten PLT
“Hampir 100% setiap OPD dipimpin oleh seorang PLt, ini ada apa, Apakah Kota ini sudah kehabisan orang-orang cerdas, aktif dan produktif,?” Ujar Basid
Selain itu, mantan aktivis GMNI itu menilai, bahwa Bupati Pamekasan Gagal memimpin Pamekasan
“Indikasinya jelas, berapa banyak kasus dugaan korupsi bahkan mega Korupsi yang hingga kini belum tuntas, mulai dari kasus mobil sigap yang sudah masuk penyidikan namun sampai saat ini tak kunjung ada tersangka, tak mungkin jika para PKL atau Rakyat Kecil mampu intervensi kasus itu, jadi tak berlebihan jika masyarakat menduga ada campur tangan Penguasa dalam kasus itu,” teriaknya
“Belum lagi kasus DBHCHT yang telah mengorbankan oknum pejabat, belum lagi kasus TPP ASN 2021 yang diduga ada penyelewengan uang negara dan penyalahgunaan wewenang yang sedang ditangani oleh Polda Jatim dan sebentar lagi akan naik penyidikan, itu semua merupakan indikasi awal bahwa Bupati gagal membuat pemerintahan yang bersih.,” tegasnya.
Senada disampaikan Zaini Wer wer, dia meminta Bupati Pamekasan segera menemui massa aksi
“Silahkan keluar dan temui kami, kami akan bantu membersihkan nama Bupati dari selentingan info yang bias, yakni dugaan Gratifikasi kepada setiap OPD dalam rangka perjalanan Bupati ke Luar negeri beberapa waktu lalu,” kata Wer wer
“Kami disini membawa Al-qur’an untuk bupati bersumpah dihadapan masyarakat bahwa Bupati tidak melakukan itu, silahkan kalau berani keluar temui kami,” pintanya.
Setelah beberapa jam menyampaikan orasi, perwakilan Bupati Pamekasan keluar menemui massa aksi, massa ditemui oleh Sigit, Muttaqin dan H.M Muharram
Sigit meminta massa aksi untuk melakukan audiensi terkait semua aspirasi yang disampaikan oleh Massa aksi
“Kesuksesan itu tidak harus ditunjukkan dengan adanya bangunan secara Fisik, masih banyak kesuksesan lain yang tidak berupa fisik seperti Beasiswa santri dan lain-lain,” ujar sigit di hadapan Massa.
“Mari agendakan audiensinya, karna kami tidak membawa data karna memang kami tidak tahu apa saja yang akan menjadi tuntutan saudara-saudara,” pungkasnya.
Sempat terjadi aksi dialog antar massa aksi dengan perwakilan bupati namun seiring berjalannya waktu Massa aksi membubarkan diri dengan Aman dan Kondusif. (red)