Suaranesia – KPU mengumumkan hasil pilpres 2024 tadi malam tepatnya, Rabu (20/3), berdasarkan hasil ini pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran resmi jadi presiden 2025-2029.
Hasil Pilpres 2024 KPU
KPU merekap seluruh hasil suara secara nasional yang terdiri atas perolehan suara di 38 provinsi dan 128 panitia pemilihan luar negeri (PPLN). Total keseluruhan suara sah nasional sebanyak 164.227.475.
Berikut perolehan suara nasional Pilpres 2024:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
- 01 = Anies-Cak Imin 40.971.906 suara
- 02 = Prabowo-Gibran 96.214.691 suara
- 03 = Ganjar-Mahfud 27.040.878 suara
Sambil mengumumkan data diatas, ketua tangan KPU Hasyim Asy’ari bergetar.
Tak hanya itu, Hasyim juga terlihat cukup emosional bahkan terlihat menahan tangisnya. Meski begitu, Hasyim tetap melanjutkan tugasnya untuk membacakan hasil Pemilu 2024
“Jumlah suara sah secara nasional sebanyak 164.227.475. Sebagaimana tercantum dalam formulir D hasil nasional Pemilu Presiden-Wakil Presiden,” kata Hasyim dalam konferensi pers dilansir dari laman suaranesia.com, Kamis (21/3).
“Kami telah melaksanakan kegiatan rapat pleno penetapan hasil Pemilu 2024,” terang Ketua KPU.
Setelah pembacaan tersebut dan penandatanganan dokumen, agenda selanjutnya adalah pembacaan surat keputusan (SK). Namun, Hasyim memutuskan untuk menghentikan rapat di awal pembacaan SK.
“Ada yang perlu diperbaiki karena ini penting,” tutupnya.
Mendengar KPU Membacakan Hasil Pilpres, Ribuan Massa Langsung Demo
Aksi demo massa semakin parah jelang KPU mengumumkan pemenang Pilpres 2024 tadi malam.
Dilansir dari akun facebook@VOAIndonesia, tampak jelas Masinton anggota partai PDI Perjuangan menjadi penggerak masa. Di sela-sela video tersebut massa bergerak ke arah kantor KPU tepatnya di depan gedung KPU RI sejak Rabu sore, (20/3).
“Turun, Turun, Turunkan Jokowi sekarang juga,” bunyi yel-yel para pendemo.
Tak hanya itu spanduk bertuliskan: “Jokowi Biang Kecurangan”, terus ditebar meluas saat demo berlangsung.
Ketua penggerak, Masinton langsung turun menyuarakan pendapatnya.
” Kita tidak bicarakan paslon 1 atau 3 tapi bicarakan perjuangan masa depan. Demokrasi kita di enolkan oleh kekuasaan yang zalim. Kekuasaan yang mementingkan para pemodal. Kami menolak dengan hak angket,” kata Masinton pada pendemo.