Suaranesia.com,Cilegon – Pengusaha lokal asal Kelurahan Gerem Hayatulloh angkat bicara mengenai Komite Lotte Project wilayah Gerem, Dia menganggap komite tidak ada kontribusi positif terhadap pengusaha lokal.
“Cita-cita Komite Gerem Projects Lotte ini terbentuk dengan harapan untuk memudahkan peluang pekerjaan bagi masyarakat lingkungan, membuka peluang CSR untuk masyarakat lingkungan serta memudahkan dan memberdayakan pengusaha lokal akan tetapi saya menilai hingga saat ini belum ada dampak positifnya,” kata Hayatulloh dikantornya di Kelurahan Gerem Kecamatan Gerogol Kota Cilegon, Senin (22/08/2022).
Komite ini juga seharusnya lebih memudahkan dan mampu menjadi penengah dari setiap perselisihan khususnya pada projects Lotte ini, contoh saya komunikasi usaha dengan Menkon atau Subkon Projects PT Lotte Chemical Indonesia katanya harus satu pintu ke komite.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sebagai pelaku usaha di Linkungan Gerem, saya meminta komite berjalan sesuai alurnya dan cita-cita awal saja jangan melebar, dan saya mempertanyakan satu pintu itu bagaimana tidak ada pembicaraan lebih lanjut mengenai hal itu” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak asasi manusia yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia serta undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang menyampaikan pendapat dimuka umum dengan ketentuan baik lisan maupun tulisan.
“Saya bicara ini karena merasa tidak ada dampak positif dengan adanya keberadaan Komite Lotte Project wilayah Gerem ini dan lebih baik dibubarkan saja daripada jadi penonton,” ungkap Hayatulloh.
Pria yang akrab dipanggil Hayat ini mempertanyakan peran dan fungsinya seharusnya jika diawal berkomitmen untuk menjembatani antara pengusaha lokal dan manajemen PT Lotte Chemical Indonesia, yah mohon dijembatani koordinasi itu.
“Saya memulai usaha projek di Industri kurang lebih sudah 10 tahun, saya mengingatkan Projects PT Lotte Chemical Indonesia sudah berjalan cukup lama seharusnya kita tidak ketinggalan kereta, saya selaku pengusaha lokal merasa di disisihkan, sedangkan lihat saja banyak pengusaha luar disini, lantas kami mempertanyakan untuk apa dibentuk kalau ketinggalan kereta,” ujar Hayat.
Dia juga menyarankan kepada Menkon dan Subkon PT Lotte Chemical Indonesia untuk bijak kalau soal peluang berusaha yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lingkungan, kendati demikian juga harus dikedepankan profesionalisme usaha.
“Kami meminta jangan ada yang ditutup-tutupi, Komite dibentuk untuk mewadahi masyarakat lingkungan, kalau tidak mampu mewadahi para pengusaha lokal lantas untuk apa?,” Kata Hayat.
Dia berpendapat bahwa sejak awal pihaknya lebih setuju jika komite dibentuk untuk mengkoordinasikan peluang bekerja dan peluang CSR untuk pembangunan wilayah terdampak saja.
“Menkon dan Subkon projects PT Lotte Chemical Indonesia harus paham bahwa soal peluang tenaga kerja dan penyaluran CSR kepada masyarakat biasa berkordinasi dengan RT/RW dan Karang Taruna setempat mereka yang tau kebutuhan tenaga kerja dan tau kondisi sosial masyarakat,” tuturnya.
Hayat berharap orang-orang bisa menempatkan kursi nya, jangan sampai kita ketinggalan kereta, ia berpesan jangan sampai projects Lotte ini dikuasai segelintir orang saja.
“Projects PT Lotte Chemical Indonesia ini cukup fantastis yang menjadi pengharapan untuk kami selaku warga Gerem, jangan dibuat muter-muter ada Kordinator ini lah itu lah, kami hanya ingin para pengusaha Lokal di Gerem ini jaya di perahunya sendiri, sehingga bermanfaat untuk masyarakat lingkungan sekitar,” ujarnya. (red)