Suaranesia – Menjalani puasa Ramadhan sebetulnya tidak hanya bertujuan untuk ibadah namun juga memiliki manfaat kesehatan. Sayangnya saat ini banyak orang yang serampangan dalam menjalankan puasa sehingga justru semakin memperburuk kondisi kesehatannya.
Hal ini tentu saja tidak sejalan dengan ajaran Islam mengingat ibadah bertujuan untuk kebaikan. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, pola pikir dan pola hidup masyarakat justru bisa memperburuk kesehatan selama Ramadhan.
Makanan instan sering menjadi pilihan untuk makan sahur dan berbuka masyarakat modern karena alasan lebih praktis. Padahal, makanan instan seperti mie, gorengan, dan sebagainya kerap kali tinggi lemak, gula dan garam atau yang kerap disingkat GGL.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perlu diketahui jika konsumsi banyak gula, garam, dan lemak tidak hanya bisa meningkatkan penyakit obesitas namun juga penyakit degeneratif. Selama menjalani puasa tentu sangat penting untuk mengontrol pola makan agar tetap sehat selama Ramadhan.
Pola makan yang buruk selama Ramadhan justru seringkali mengakibatkan meningkatnya kadar kolesterol dan gula darah sehingga mengganggu kesehatan. Selama ini, masyarakat menganggap jika puasa maka asupan kalri hariannya harus ditambah padahal hal tersebut tidak benar.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, batas GGL yang bisa dikonsumsi 1 orang setiap hari sangat terbatas. Rumus pembatasan asupan GGL sering dikenal dengan aturan “G4G1L5”.
Aturan tersebut diartikan jika batas gula yang boleh dikonsumsi adalah sebanyak 50 gram atau sekitar 4 sendok makan saja. Garam sebanyak 5 gram atau 1 sendok teh dan lemak atau minyak hanya 67 gram atau 5 sendok makan saja.
Perlu diingat jika aturan di atas tidak hanya berlaku untuk orang dewasa saja namun juga berlaku untuk balita dan anak-anak.
Konsumsi GGL sesuai abts yang dianjurkan sangat penting bagi kesehatan terutama menjaga kesehatan jantung dan organ-organ penting lainnya. Menghindari konsumsi berlebihan tidak hanya akan mencegah terjadinya obesitas tapi juga mencegah berbagai penyakit berat.
Seperti yang diketahui, jumlah penderita penyakit berat seperti jantung masih sangat tinggi di Indonesia. Menjaga pola makan khususnya selama bulan Ramadhan tentu bisa menjadi cara untuk beribadah tanpa membuat tubuh sakit.