Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan pentingnya transisi menuju energi yang lebih bersih semakin meningkat. Dunia sedang berupaya keras mengurangi emisi gas rumah kaca demi memperlambat laju perubahan iklim.
Di tengah perubahan ini, dua jenis bahan bakar kerap disebut-sebut sebagai opsi yang lebih ramah lingkungan dibanding bahan bakar fosil konvensional: LNG (Liquefied Natural Gas) dan LPG (Liquefied Petroleum Gas).
Keduanya dikenal sebagai bahan bakar yang efisien dan menghasilkan polusi udara yang lebih rendah. Tapi, apakah benar LNG lebih bersih dari LPG? Mari kita bahas secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Apa Itu LNG dan LPG?
LNG adalah gas alam (umumnya metana) yang dicairkan melalui proses pendinginan ekstrem hingga mencapai suhu sekitar -162°C. Bentuk cair ini memudahkan transportasi dan penyimpanan dalam volume besar.
LPG, di sisi lain, merupakan hasil penyulingan minyak bumi yang terdiri dari campuran propana dan butana. Berbeda dengan LNG yang berbasis gas alam, LPG berasal dari fraksi yang lebih berat dalam proses penyulingan minyak atau dari pemrosesan gas alam.
Emisi dan Dampak Lingkungan LNG
Salah satu alasan utama LNG disebut lebih ramah lingkungan adalah emisinya yang relatif rendah, terutama dalam hal karbon dioksida (CO₂).
Saat dibakar dengan sempurna, metana akan menghasilkan CO₂ dan uap air. Emisi CO₂ per unit energi dari LNG lebih rendah dibanding batu bara atau minyak bumi.
Namun, ada satu hal yang tidak boleh diabaikan: metana adalah gas rumah kaca yang sangat kuat. Meskipun metana cepat terurai di atmosfer (dalam waktu sekitar satu dekade), dampaknya terhadap pemanasan global jauh lebih besar dibanding CO₂ dalam jangka pendek.
Jadi, jika terjadi kebocoran metana selama proses ekstraksi, transportasi, atau penyimpanan, keuntungan emisi rendah dari LNG bisa hilang.
LNG juga memiliki keuntungan dalam hal emisi polutan lokal. Karena kandungan sulfurnya sangat rendah, pembakaran LNG hampir tidak menghasilkan sulfur oksida (SOx), serta nitrogen oksida (NOx) dan partikulat (PM) dalam jumlah yang sangat kecil. Ini berarti LNG memberikan kualitas udara lokal yang lebih baik.
Emisi dan Dampak Lingkungan LPG
LPG juga merupakan bahan bakar yang cukup bersih, meskipun secara rata-rata menghasilkan emisi CO₂ sedikit lebih tinggi dibanding LNG. Namun, LPG tidak mengandung metana, sehingga risiko kebocoran gas rumah kaca berpotensi besar seperti pada LNG tidak terjadi.
Dalam hal polutan lokal, LPG juga memberikan kinerja yang baik. Emisi sulfur oksida dan partikulat sangat rendah, asalkan proses pembakarannya dilakukan dengan benar.
Namun, jika pembakaran tidak sempurna, LPG bisa menghasilkan karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon tak terbakar, yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Perbandingan Langsung: LNG vs LPG
Ini dia perbedaan LNG vs LPG dilihat dari berbagai aspek:
Aspek | LNG | LPG |
Emisi CO₂ | Lebih rendah | Sedikit lebih tinggi |
Gas Rumah Kaca | Risiko kebocoran metana tinggi | Tidak mengandung metana |
Polusi Udara Lokal | Sangat rendah | Rendah |
Efisiensi Pembakaran | Sangat efisien | Efisien, tapi butuh kontrol lebih |
Risiko Lingkungan | Tergantung pengelolaan metana | Relatif stabil dan aman |
Faktor Lain yang Mempengaruhi Kebersihan Bahan Bakar
Perbedaan tingkat kebersihan antara LNG dan LPG tidak hanya ditentukan oleh komposisinya saja. Beberapa faktor lain ikut berperan penting:
- Teknologi Pembakaran: Teknologi pembakaran modern sangat membantu mengurangi emisi. Penggunaan burner atau mesin yang efisien akan membuat emisi jauh lebih rendah, baik untuk LNG maupun LPG.
- Regulasi dan Pengawasan: Negara atau wilayah dengan standar emisi yang ketat akan memaksa pelaku industri untuk menerapkan sistem yang lebih ramah lingkungan.
- Sistem Penyimpanan dan Distribusi: Kebocoran gas, terutama metana dalam LNG, dapat diminimalisir dengan infrastruktur yang baik dan pemantauan yang cermat.
- Ketersediaan dan Harga: LPG lebih mudah diakses di banyak negara berkembang karena infrastruktur distribusinya lebih sederhana, sementara LNG membutuhkan fasilitas khusus seperti terminal regasifikasi.
Baik LNG maupun LPG merupakan alternatif bahan bakar yang jauh lebih bersih dibanding batu bara atau minyak bumi. LNG lebih unggul dalam hal efisiensi emisi karbon dan polusi udara lokal, tapi risiko kebocoran metana adalah tantangan besar yang harus dikelola dengan serius.
Sementara itu, LPG meski sedikit lebih tinggi emisinya, menawarkan keamanan lingkungan yang lebih stabil, tanpa risiko GRK metana yang besar.
Di Indonesia, PGN LNG Indonesia memainkan peran penting dalam mendukung penggunaan LNG yang lebih bersih.
Dengan penerapan teknologi pemantauan canggih dan sistem distribusi yang andal, mereka berupaya mengurangi risiko kebocoran metana dan memastikan LNG tetap jadi pilihan bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan.