TGIPF Memastikan Tidak Ada Intimidasi dari Kepolisian Terkait Pembatalan Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan

- Redaksi

Kamis, 20 Oktober 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MALANG – Perwakilan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta ( TGIPF ) memastikan tidak ada intimidasi dari pihak Kepolisian terhadap keluarga korban meninggal tragedi Kanjuruhan terkait batalnya autopsi.

Perwakilan TGIPF menemui Devi Athok ayah kandung dari dua korban Tragedi Kanjuruhan Natasya (18) dan Nayla (13) di Desa Krebet Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang,Rabu (19/10/22).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain dua putrinya meninggal dunia, mantan istri Devi Athok bernama Gebi (43) yang juga ibu kandung Natasha dan Nayla juga turut meninggal saat tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu malam (1/10/22).

Kedatangan TGIPF ke rumah Devi Athok yang difasilitasi langsung Kuasa Hukum Devi Athok, Imam Hidayat SH, untuk menanyakan apa sebab jadwal autopsi yang sudah direncanakan, mendadak dibatalkan.

Baca Juga :  KH Hafidzul Hakim Noer “Jangan Mencari Siapa yang Salah, Mari kita Introspeksi Diri Dalam Kasus Kanjuruhan”

Menurut Imam, pembatalan otopsi bukan karena keinginan kliennya. Sementara itu, Anggota TGIPF Armed Wijaya menjelaskan, pihaknya mendatangi rumah Devi Athok terkait kabar intimidasi jelang autopsi.

“Kami tanyakan langsung pada keluarga korban terkait rencana otopsi. Karena keluarga korban sebelumnya sudah berjalan lancar, tahu-tahu ada pembatalan oleh keluarga. Isunya bahwa pembatalan ada intervensi oleh anggota Kepolisian. Kedatangan kami untuk klarifikasi apakah betul ada intervensi. Kita gali info, ternyata info intervensi anggota itu tidak benar,”terang Armed Wijaya.

Armed menuturkan, pembatalan datang dari pihak keluarga korban. Terutama ibu yang bersangkutan, tidak tega bila di autopsi dilakukan.

Baca Juga :  Persiapan Kedatangan Dandim 1408/MKS, Pasiter Kodim 1408/MKS Tinjau Lokasi Bedah Rumah dan Pemasangan Posko di Kelurahan Kapasa Tamalanrea Makassar

“Bukan intervensi, mungkin pada saat pembuatan konsep draf pembatalan, keluarga tidak paham, sehingga ada anggota yang menuntun. Karena pembatalan itu juga hak keluarga,”jelas Armed.

Anggota Tim TGIPF ini menambahkan, kepastian autopsi atau tidak, semua tergantung keluarga korban.

Terkait kabar bahwa adanya intervensi maupun intimidasi pihak Kepolisian kepada keluarga korban untuk membatalkan autopsi, TGIPF menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.

“Tidak benar informasi itu, kami sudah tanyakan langsung kepada keluarga korban. Seperti yang saya katakan tadi pembatalan datang dari pihak keluarga korban,terutama ibu yang bersangkutan, tidak tega bila di autopsi dilakukan,”pungas perwakilan dari TGIPF ini. (red/dw-1)

Berita Terkait

7 Outfit Adem dan Stylish dengan Sentuhan Katun Dobby
Pola Hidup Sehat Berikut Ini Mampu Tingkatkan Imun Tanpa Obat
Tips Menabung Agar Cepat Terkumpul
Tips Jago Publik Speaking Tanpa Takut Malu
Viral Manusia Silver Berkelahi di Depan SMPN 2 Jember
Mobil truk Pengankut Semen Nyebur Kelaut Saat Hendak Naik Ke Kapal Fery Labitra Karina di Pelabuhan Merak Banten
Presiden Jokowi Lantik Muhammad Ali sebagai KSAL di Istana Negara
Indahnya Berbagi, Koramil 1408-07/ Makassar Gelar Jumat Berkah Akhir Tahun
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 1 Februari 2024 - 20:22 WIB

Pola Hidup Sehat Berikut Ini Mampu Tingkatkan Imun Tanpa Obat

Kamis, 1 Februari 2024 - 18:48 WIB

Tips Menabung Agar Cepat Terkumpul

Kamis, 1 Februari 2024 - 17:51 WIB

Tips Jago Publik Speaking Tanpa Takut Malu

Minggu, 7 Mei 2023 - 06:35 WIB

Viral Manusia Silver Berkelahi di Depan SMPN 2 Jember

Rabu, 28 Desember 2022 - 19:27 WIB

Mobil truk Pengankut Semen Nyebur Kelaut Saat Hendak Naik Ke Kapal Fery Labitra Karina di Pelabuhan Merak Banten

Berita Terbaru